sh.st/tVdGD sh.st/tCXMj WASPADAI SINDIKAT GENDAM DI DALAM ANGKOT

WASPADAI SINDIKAT GENDAM DI DALAM ANGKOT


Satu lagi sindikat gendam di angkutan kota (angkot) ditangkap anggota Unit Jatanum Sat Reskrim Polrestabes Surabaya. Meskipun tidak mengenal komplotan sebelumnya, sindikat yang dipimpin Andre Siswandono ini memiliki modus yang sama.

Selain lelaki 38 tahun asal Tarik, Sidoarjo, polisi juga menangkap Didik Riyanto (30), warga Sawo Tratap, Aloha, Sidoarjo dan Supaat (34), asal Banjar Bendo, Sidaorjo. Sedangkan Heri Telo ditangkap Polsek Tenggilis karena kasus pencurian ponsel. Para pelaku sama-sama berprofesi sebagai sopir angkot.

Dijelaskan Kasat Reskrim AKBP Farman melalui Kanit Jatanum AKP Yunus Saputra, modus kejahatan sindikat dilakukan dengan membujuk rayu korbannya. “Mereka berbagi peran ada yang menjadi paranormal, orang yang sakit, penumpang biasa dan sopir. Korbannya kebanyakan perempuan,” ungkapnya. Diduga, sindikat ini memiliki ilmu gendam sehingga membuat korbannya tidak sadar.

Dalam aksinya, Heri Telo didapuk sebagai paranormal yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sedangkan Didik dan Supaan bergantian menjadi sopir angkot W jurusan Surabaya-Sidoarjo. Tersangka Andre, berperan sebagai combe atau orang yang meyakinkan korbannya.

“Setelah ada korban yang naik, mereka meluncur dan tidak mengambil penumpang lagi. Drama pun dimainkan. Sang dukun (Heri Telo) berpura-pura membayar ke sopir. Namun ditolak lantaran sudah dibayar pasiennya yang turun dulu. Setelah itu Andre dan Heri Telo berbicara masalah pengobatan hingga membuat korban tertarik,” ungkapnya.

Nah, kesempatan ini digunakan para tersangka untuk memperdaya korban. Korban diyakinkan untuk berhati-hati terhadap kejahatan dan harus banyak berdoa. Sebaga ‘orang pinter’, Heri Telo mendaulat korban agar banyak beramal sehingga dia bisa terlepas dari permasalahan dunia.

“Setelah kena gendam, kami meminta semua hartanya termasuk perhiasan, uang dan ATM plus PIN-nya. Kami meyakinkan dia agar iklas memberikan semuanya. Setelah itu kami turun dan menguras isi ATM korban,” aku Andre.

Dia mengaku sudah beraksi 15 kali. Namun, baru lima korban yang laporannya masuk ke Unit Jatanum. Mereka adalah Riza Wahyuni (35), warga Menganti, Arizka (20), warga Krembangan, Sulistina (61), asal Pondok Buana Bluru, Sidoarjo, Yuni Setyo (33), warga Sawunggaling, Sidoarjo dan Nurlya Herlyna (59), warga Jalan Menanggal.

Rata-rata, korban kehilangan uang tunai sampai Rp 8 juta. Semua korban mengaku tidak sadar hingga rela memberikan semua harta bendanya.

[sumber : surya.co.id]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...